manajemen produksi
Golden Natalia
23213773
Bab VII
Manajemen Produksi
Manajemen Produksi
Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola
yang sering disebut sebagai faktor – faktor produksi yaitu :
- Material atau bahan
- Mesin atau peralatan
- Manusia atau karyawan
- Modal atau uang
- Manajemen yang akan memfungsionalisasikan keempat faktor yang lain.
Dengan demikian manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor –
faktor produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan
sesuai dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu
penyampaiannya. Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen
produksi operasi bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik
yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan
konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan
tepat pada waktunya. Bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran kinerja
suatu sistem operasi dapat diukur dari :
1. Ongkos Produksi
Bila dikaitkan dengan tujuan suatu
sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur dengan keuntungan yang dapat
dicapai, namun seperti diuraikan diatas bahwa sistem produksi hanyalah salah
satu dari sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk mengukur
seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan
bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi
diambil ukuran waktu operasi tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun)
Ongkos produksi ini meliputi semua
biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk / jasa ketangan konsumen.
Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan bahwa produk / jasa dapat
dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen.
2.
Kualitas Produk / Jasa
Kenyataan menunjukan bahwa konsumen
tidak hanya memilih produk/jasa yang harganya murah namun juga produk/jasa yang
berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem produksi juga diukur
dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Ukuran kualitas produk yang
dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan dengan selera konsumen bukan
ukuran kualitas secara teknologi semata.
3.
Tingkat Pelayanan
Bagi konsumen untuk menilai baik
buruknya suatu sistem produksi / operasi lebih dinilai dari pelayanan yang
dapat diberikan oleh system produksi kepada konsumen itu sendiri. Berbicara
mengenai tingkat pelayanan (service level) merupakan ukuran yang tidak mudah
untuk diukur, sebab banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor kualitatif,
walaupun demikian beberapa ukuran obyektif yang sering digunakan antara lain :
Ø Ketersediaan (availability) dan
kemudahan untuk mendapatkan produk / jasa.
Ø Kecepatan pelayanan baik yang
berkaitan dengan waktu pengiriman (delivery time) maupun waktu pemrosesan
(processing time).
Agar dapat dicapai kinerja sistem operasi diatas maka seorang manajer
produksi / operasi dituntut untuk mempunyai sedikitnya dua kompetensi, yaitu
1)
Kompetensi Teknikal yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pemahaman atas
teknologi proses produksi dan pengetahuan atas jenis – jenis pekerjaan yang
harus dikelola. Tanpa memiliki kompetensi teknikal ini maka seorang manajer
produksi / operasi tidak akan mengerti apa yang sebenarnya harus diperbuat
2)
Kompetensi Manajerial yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan
yang berkaitan dengan pengelolaan sumber – sumber daya (faktor – faktor
produksi) serta kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Kompetensi ini
sangat diperlukan mengingat penguasaan pengelolaan atas faktor -– faktor
produksi serta menjalin koordinasi dan kerjasama dengan fungsi – fungsi lain yang
ada didalam suatu unit usaha merupakan keharusan yang tak dapat dihindarkan.
MAINTENANCE/PEMELIHARAAN
Maintenance (pemeliharaan) adalah semua aktivitas yang berkaitan untuk
mempertahankan peralatan sistem dalam kondisi layak bekerja. Sebuah sistem
pemeliharaan yang baik akan menghilangkan variabilitas sistem.
Strategi maintenance (pemeliharaan) adalah :
v Menerapkan dan meningkatkan
pemeliharaan pencegahan.
v Meningkatkan kemampuan atau
kecepatan perbaikan.
Reliability (reliabilitas) adalah peluang sebuah komponen mesin atau produk
akan bekerja secara baik untuk waktu tertentu di bawah kondisi tertentu.
Taktik keandalan adalah :
v Meningkatkan komponen individual.
v Memberikan redundancy.
Tujuan pemeliharaan dan keandalan adalah untuk mempertahankan kemampuan sistem
serta mengendalikan biaya. Strategi Pemeliharaan dan Reliabilitas yang baik
membutuhkan keterlibatan karyawan dan prosedur yang baik.
A. MAINTENANCE (PEMELIHARAAN)
Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka ada dua unsur yang
harus ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur
pemeliharaan.
Faktor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang
dimiliki karyawan, keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai
faktor penguat motivasi dan kekuatan sinergi yang perlu dilakukan.
Sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan informasi dan keahlian dalam
kaitannya dengan kegiatan pemeliharaan, maka pihak manajemen dapat menempuh
beberapa hal yaitu :
·
Pertukaran informasi. Melalui penciptaan iklim yang kondusif, misalnya
adanya bank data ( bank prosedur) yang berisikan data serta prosedur tentang
pemeliharaan segala jenis mesin dalam sistem manufaktur.
·
Pelatihan keahlian. Bagi karyawan yang belum memiliki keahlian yang
diharapkan, perusahaan dapat memilih untuk mengirimkan ke training center yang
menawarkan pelatihan-pelatihan atau langsung dilatih di perusahaan melalui on
the job training.
Adapun tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, faktor yang perlu
diperhatikan adalah prosedur pembersihan dan pelumasan. Pembersihan ini
ditujukan untuk menghindari korosi, kemacetan akibat adanya kotoran dan
kegiatan ini dilakukan secara rutin. Sedangkan pelumasan bertujuan agar tidak
terjadi gesekan material mesin secara langsung, mendinginkan panas mesin pada
kondisi tertentu, dan memperpanjang umur mesin.
Prosedur berikutnya adalah monitor dan penyesuaian. Monitor harus dilakukan
secara kontinue dengan jadwal yang sudah ditentukan. Sistem monitor yang baik
akan mampu melakukan penyesuaian yang diperlukan.
Manfaat dari adanya kegiatan pemeliharaan ( maintenance) antara lain :
1. Perbaikan terus-menerus. Kegiatan
ini menjadi kajian yang penting dalam manajemen operasi, baik manufaktur maupun
jasa, terutama pabrik-pabrik yang menggunakan mesin yang berputar dan
beroperasi setiap saat.
- Meningkatkan kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang terus-menerus, maka tidak akan ada pengerjaan ulang / proses ulang, sehingga kapasitas akan meningkat.
- Mengurangi persediaan. Karena tidak perlu ada tumpukan bahan baku yang harus disiapkan untuk melakukan produksi ulang.
- Biaya operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang meningkat disertai dengan persediaan yang rendah, maka secara otomatis akan mengakibatkan biaya operasi lebih rendah. Tidak perlu penyimpanan bahan baku dan tidak perlu adanya biaya tambahan karena proses pengerjaan ulang.
- Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari rumus produktivitas adalah output/input akan diperoleh bahwa produktivitas akan lebih besar (dengan catatan output konstan). Tentunya produktivitas akan lebih besar lagi jika output semakin besar.
- Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas yang sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah.
Terdapat dua jenis strategi pemeliharaan :
- B. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan sebuah rencana yang meliputi pemeriksaan rutin,
pemeliharaan, dan menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik utuk mencegah
kegagalan. Sebuah tingkat kegagalan awal yang tinggi, dikenal sebagai tingkat
kematian dini (infant mortality), yang mungkin terjadi pada banyak produk. Yang
dimaksud tingkat kematian dini sendiri yaitu tingkat kegagalan di awal
kehidupan sebuah produk atau proses.
Hasil yang cacat / gagal akan menyebabkan tambahan biaya karena harus
diproses kembali dan yang lebih besar resikonya adalah kurangnya kepercayaan
konsumen kepada perusahaan akibat produk gagal. Tambahan yang timbul
menyebabkan biaya produksi membengkak ( tidak minimal).Jika biaya produksi membengkak,maka
harga barang menjadi tinggi.
Pemeliharaan yang periodik dan terencana sangat diperlukan pada
fasilitas-fasilitas produksi, jika tidak akan mengakibatkan kerusakan ” Unit
Kritis” dikarenakan :
a)
Urusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh aktivitas
proses produksi.
b)
Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.
c)
Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.
d)
Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan pekerja, baik kesehatan
maupun keselamatannya.
Preventive maintenance ini dapat mengatasi kerusakan yang tiba-tiba
terjadi. Hal ini dikarenakan preventive maintenance ini dapat mendeteksi dan
menangkap sinyal kapan suatu system akan mengalami kerusakan serta menentukan
kapan suatu system memerlukan service ( perbaikan).
Dengan teknik pelaporan yang baik, perusahaan dapat menjaga arsip proses,
mesin, atau peralatan individu. Arsip seperti itu dapat menyediakan profil yang
berisi baik jenis pemeliharaan yang diperlukan maupun waktu pemeliharaan yang
dibutuhkan. Sejarah pemeliharaan peralatan merupakan bagian yang sangat penting
bagi sebuah system pemeliharaan pencegahan, seperti halnya catatan mengenai
waktu dan biaya perbaikan. Arsip seperti ini juga memberikan informasi serupa
tentang keluarga peralatan begitu juga pemasok.
- B. Pemeliharaan Kerusakan / Perbaikan
Pemeliharaan kerusakan adalah pemeliharaan secara langsung yang terjadi
ketika peralatan gagal dan harus diperbaiki dalam kondisi darurat atau dengan
dasar prioritas.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mesin
produksi, yaitu :
- Pemilihan rancang bangun yang tidak sesuai
- Keterampilan operator dan petugas pemeliharaan yang tidak mendukung dalam pegoperasian mesin produksi
- Kelalaian dalam pemeliharaan dasar, seperti kebersihan dan pelumasan
- Kondisi mesin atau peralatan yang sudah aus akibat gesekan, dan
- Kesalahan menjaga kondisi operasi mesin pada saat beroperasi
Kerusakan yang disebabkan beberapa hal di atas, akan mengakibatkan :
1)
Inefisiensi operasi, karena harus melakukan pemrosesan ulang.
2)
Reputasi yang buruk, karena berubahnya cara pandang konsumen terhadap
produk.
3)
Rendahnya profitability, karena berkurangnya permintaan konsumen dalam
jangka panjang.
4)
Kehilangan pelanggan yang beralih ke produk lain, karena produk yang gagal.
5)
Menurunnya kualitas produk, karena produk yang gagal.
6)
Karyawan menjadi tidak puas, karena menghasilkan produk yang gagal.
7)
Keuntungan menjadi semakin rendah akibat menurunnya permintaan.
Karena itu perlu untuk meningkatkan kemampuan memperbaiki. Memperbesar atau
meningkatkan fasilitas pemeliharaan dapat menjadikan sistem bekerja secara
lebih cepat. Sebuah fasilitas pemeliharaan yang baik memerlukan enam fitur
berikut : Personel yang terlatih dengan baik, Sumber daya yang cukup, Kemampuan
untuk menetapkan sebuah rencana perbaikan dan prioritas , Kemampuan dan
otoritas untuk melakukan perencanaan material , Kemampuan untuk
mengidentifikasi penyebab kerusakan , Kemampuan untuk mendesain cara untuk
memperluas mean time between failures (waktu rata-rata kegagalan).
B. RELIABILITY (KEANDALAN)
Pemeliharaan akan menyebabkan reliabilitas, dan reliabilitas akan
menyebabkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas. Untuk mengelola
masing-masing komponen, maka teknik yang digunakan adalah :
1)
Meningkatkan komponen individual
Untuk mengukur keandalan di sebuah sistem di mana setiap komponen atau
individu mungkin hanya memiliki tingkat keandalan tersendiri, digunakan metode
perhitungan keandalan sistem (Rs) sangat sederhana. Perhitungan ini mencoba
menemukan hasil kali dari keandalan individu sebagai berikut:
Rs = R1 x R2 x R3 x … x Rn ..…(1)
Dengan asumsi bahwa keandalan sebuah komponen individu tidak bergantung
pada keandalan komponen yang lain (setiap komponen berdiri sendiri).
Keterandalan juga dapat diartikan sebagai peluang yang berfungsi dalam
waktu yang telah ditentukan. Ukuran keterandalan yang paling sering dilakukan
adalah tingkat kegagalan produk (product failure rate / FR). Perusahaan yang
memproduksi peralatan berteknologi tinggi sering menyediakan data tingkat
kegagalan produk mereka.
FR (%) = (Jumlah unit yang rusak/Jumlah unit yang diuji) x 100% ..…(2)
atau
FR (N) = Jumlah unit yang rusak/Jumlah unit-jam waktu operasi …..(3)
Juga menggunakan waktu rata-rata antara kegagalan ( mean time between failures
/ MTBF), yaitu waktu yang diharapkan di antara perbaikan dan kegagalan
komponen, mesin, proses, atau produk yang berikutnya.
MTBF = 1 / FR (N) …..(4)
2)
Menetapkan Redundancy
Untuk meningkatkan keandalan sistem, maka ditambahkan redundancy. Teknik
ini digunakan untuk “menyokong” komponen dengan komponen tambahan ( cadangan).
Hal ini dilakukan dengan menempatkan unit secara paralel dan merupakan taktik
manajemen operasi standar.
Redundancy diberikan untuk memastikan bahwa jika sebuah komponen gagal, maka
sistem memiliki sumber daya yang lain. Keandalan yang dihasilkan adalah
kemungkinan komponen pertama bekerja ditambah dengan kemungkinan dari komponen
cadangan ( komponen paralelnya) yang bekerja dikalikan dengan kemungkinan
perlunya komponen cadangan.
Seorang manajer dapat mengevaluasi efektivitas fungsi pemeliharaan. Untuk
mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka ada dua unsur yang harus
ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur
pemeliharaan.
Faktor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang
dimiliki karyawan, keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai
faktor penguat motivasi dan kekuatan sinergi yang perlu dilakukan.
Adapun tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, faktor yang perlu
diperhatikan adalah prosedur pembersihan dan pelumasan, juga monitor dan
penyesuaian.
Seperti yang dijelaskan di atas, pemeliharaan pencegahan yang periodik dan
terencana sangat diperlukan pada fasilitas-fasilitas produksi, jika tidak akan
mengakibatkan kerusakan ” Unit Kritis” dikarenakan :
- Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh aktivitas proses produksi.
- Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.
- Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.
Ø Kerusakan fasilitas tersebut akan
membahayakan pekerja, baik kesehatan maupun keselamatannya.
Oleh karena itu pemeliharaan sebelum mesin mengalami kerusakan sangat
penting dilakukan. Bagaimana pun, konsekuensi kerusakan harus benar-benar
dipertimbangkan. Bahkan beberapa kerusakan kecil dapat mengakibatkan malapetaka
untuk produktivitas ke depannya.
Daftar Pusaka
Comments
Post a Comment