Kebijakan Pemerintah dalam Ekonomi Terbuka
KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM EKONOMI TERBUKA
Dalam
perekonomian terbuka, masalah yang dihadapi suatu negara menjadi lebih rumit,
dan kebijakan yang perlu dirumuskan dan dilaksanakan pemerintah perlu
dipikirkan dengan lebih baik. Dalam perekonomian tertutup hanya ada dua masalah
yang dipikirkan pemerintah dalam merumuskan kebijakan ekonomi; masalah
penggangguran dan masalah inflasi. Dalam perekonomian terbuka, di samping
memperhatikan masalah tersebut harus pula diperhatikan efek dari kebijakan
pemerintah yang dirumuskan terhadap neraca pembayaran dan kestabilan kurs
pertukaran. Defisit dalam neraca pembayaran akan menimbulkan efek buruk terhadap
kestabilan kurs pertukaran. Pada akhirnya kedua masalah itu akan menimbulkan
efek buruk kepada masalah penggangguran dan kestabilan harga-harga.
Pada
dasarnya masalah yang dihadapi oleh sesuatu perekonomian terbuka akan terbentuk
salah satu dari empat masalah berikut;
i.
Perekonomian menghadapi masalah penggangguran, tetapi terdapat
surplus dalam neraca pembayaran.
ii.
Perekonomian menghadapi masalah inflasi tetapi terdapat surplus
dalam neraca pembayaran.
iii.
Perekonomian menghadapi masalah penggangguran dan di samping itu
menghadapi masalah defisit dalam neraca pembayaran.
iv.
Perekonomian menghadapi masalah inflasi dan di samping itu
menghadapi masalah defisit dalam neraca pembayaran.
Dalam
kasus (i) dan (ii) neraca pembayaran adalah dalam keadaan menguntungkan
(mempunyai surplus), maka yang perlu dipikirkan hanyalah mengatasi masalah
penggangguran (i) atau masalah inflasi (ii). Masalah yang harus dihadapi
menjadi lebih rumit apabila bentuk masalah yang dihadapi adalah seperti kasus
(iii) dan (iv).
Penggangguran
atau inflasi yang diikuti pula oleh masalah defisit dalam neraca pembayaran
memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
A.
KEBIJAKAN MEMINDAHKAN PERBELANJAAN
Yang dimaksudkan
dengan “kebijakan memindahkan perbelanjaan” adalah langkah-langkah pemerintah
untuk mengatasi masalah deficit dalam neraca pembayaran yang akan mengakibatkan
pertambahan ekspor dan pengurangan impor. Kebijakan memindahkan perbelanjaan
dijalankan apabila defisit neraca pembayaran wujud ketika perekonomian juga
menghadapi masalah penggangguran. Kebijakan memindahkan perbelanjaan dapat
dijalankan untuk mengatasi kedua masalah di atas.
Langkah-langkah
yang akan mengurangi impor dan mendorong konsumsi barang dalam negeri adalah
1.
Melakukan pembatasan impor.
Ini dapat dilakukan dengan menaikkan pajak impor (tarif). Di
samping itu dapat pula dijalankan dengan menggunakan kuota dan melakukan
kampanye untuk membeli barang dalam negeri.
2.
Menekan/mengurangi penggunaan valuta asing.
Pemerintah (melalui bank sentral) mencatu penggunaan mata uang
asing. Masyarakat dan para pengusaha haruslah menerangkan tujuan mereka membeli
valuta asing. Pemerintah lebih mengutamakan pengguna valuta asing untuk
mengimpor barang keperluan pokok dan bahan mentah sektor industri dan tidak
mendorong usaha mengimpor barang-barang mewah.
3.
Menurunkan nilai mata uang (devaluasi)
Langkah ini menyebabkan barang impor menjadi lebih mahal, dan
akan mengurangi impor. Sebaliknya barang ekspor menjadi murah di pasaran luar
negeri dan akan menambah ekspor.
Langkah-langkah
yang akan menambah ekspor sehingga menambah penerimaan valuta asing adalah
1.
Memberikan insentif fiskal dan moneter untuk menambah kegiatan
dalam produksi barang ekspor.
Insentif-insentif ini antara lain adalah membina kawasan
perusahaan dan kawasan bebas pajak (free trade zone), memberikan
kemudahan pinjaman, atau memberi subsidi ekspor.
2.
Mewujudkan kestablian upah dan harga.
Pertambahan ekspor sangat tergantung kepada kemampuan ekspor
Negara untuk bersaing di luar negeri. Salah satu factor yang menentukan
kapasitas bersaing adalah biaya produksi yang rendah. Untuk memastikan biaya
produksi tetap rendah, upah dan harga-harga barang dalan negeri perlu
distabilkan.
3.
Menurunkan nilai valuta
Seperti telah diterangkan di atas menurunkan nilai valuta bukan
saja akan dapat mengurangkan impor tetapi juga akan menambahkan ekspor.
B.
KEBIJAKAN PENGURANGAN PERBELANJAAN
Yang
dimaksudkan dengan “kebijakan pengurangan perbelanjaan” adalah langkah-langkah
pemerintah untuk mengatasi masalah kekurangan dalam neraca pembayaran dengan
mengurangi perbelanjaan agregat dan tingkat kegiatan ekonomi negara. Kebijakan
pemerintah untuk mengatasi masalah dalam neraca pembayaran dengan cara
“mengurangkan perbelanjaan” akan dilakukan apabila:
1.
Perekonomian telah mencapai kesempatan kerja penuh dan di
samping itu juga inflasi telah wujud.
2.
Dalam perekonomian terdapat defisit yang berkepanjangan dalam
neraca pembayaran.
Kebijakan
“mengurangkan perbelanjaan” akan menurunkan impor, akan tetapi ekspor tidak
akan dipengaruhi oleh kebijakan seperti itu. Keadaan ini akan mewujudkan neraca
pembayaran yang menguntungkan atau seimbang.
Kebijakan
mengurangi perbelanjaan dapat dilaksanakan dengan mengambil langkah-langkah
sebagai berikut;
a.
Menaikkan pajak pendapatan.
Pajak ini akan mengurangi pendapatan disposibel dan pengurangan
ini akan mengurangi konsumsi rumah tangga.
b.
Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang.
Tujuan ini dapat dicapai dengan menjalankan kebijakan moneter,
misalnya dengan menaikkan tingkat cadangan minimum dan menaikkan suku bank
(suku diskonto). Pengurangan penawaran uang dan suku bunga yang tinggi akan
mempengaruhi investasi. Keadaan ini selanjutnya akan mengurangi pengeluaran
agregat.
c.
Mengurangi pengeluaran pemerintah
Oleh karena pengeluaran pemerintah adalah sebagian dari
pengeluaran agregat, maka pengurangan pengeluaran pemerintah akan mengurangi
pengeluaran agregat dan dapat digolongkan sebagai kebijakan fiskal.
DAFTAR PUSTAKA:
Sukirno, Sadano. 2006. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Comments
Post a Comment