Sejarah Koperasi di Dunia
Sejarah Koperasi di Dunia
Hallo para blogger poostingan saya kali ini akan membahas
tentang sejarah koperassi di dunia. Apa kalian tahu tentang sejarah koperasi di
dunia? Bagaimana koperasi berkembang di Indonesia, lalu bagaimana juga sejarah
koperasi di negara kita sendiri? Berikut adalah pembahasannya.
1. Sejarah Koperasi di Inggris
Lahirnya koperasi sangat erat kaitannya dengan revolusi
Industri Inggris yang terjadi pada pertengahan abad ke-18. Revolusi industri
tersebut melahirkan tatanan ekonomi baru yang berbasis kapitalisme. Kapitalisme
hanya mengesahkan keserakahan dan melahirkan persaingan bebas yang tidak
terbatas. Sistem ekonomi kapitalis hanya berpihak pada pemilik modal dan
mengabaikan pihak lainnya. Tak heran revolusi industri justru memperdalam
kemelaratan dan kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah. Namun begitu,
ideologi kapitalisme tidak hidup tanpa pesaing. Ketimpangan ekonomi dalam masyarakat
akibat kapitalisme mendorong lahirnya ideologi yangbersebrangan yaitu
sosialisme. Koperasi adalah aliran diantara kedua ideologi tersebut. Dalam
kemiskinan dan kemelaratan ini, lahirlah koperasi pertama di Inggris yang
terkenal dengan nama Koperasi Rochdale di bawah pimpinan Charles Howart (tahun
1844). Koperasi tersebut didirikan di Kota Rochdale, bagian utara Inggris,
beranggotakan 28 pekerja . Tanggal 24 Oktober 1844, hari lahirnya Koperasi
Rochdale diperingati sebagai hari “Gerakan Koperasi Modern”.
Sebenarnya gerakan koperasi bukan hal baru. Robert Owen
(1771–1858), telah menerapkannya pertama kali pada usaha pemintalan kapas di
New Lanark, Skotlandia. Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh
William King (1786–1865) – dengan mendirikan toko koperasi di Brighton,
Inggris. Pada 1 Mei 1828, King menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The
Cooperator, yang berisi berbagai gagasan dan saran-saran praktis tentang
mengelola toko dengan menggunakan prinsip-prinsip koperasi. Gerakan awal
tersebut kemudian dikenal sebagai "KOPERASI PRAINDUSTRI". Pada
awalnya, Koperasi Rochdale berdiri dengan usaha penyediaan barang-barang
konsumsi untuk keperluan sehari-hari. Akan tetapi seiring dengan
terjadinya pemupukan modal koperasi, koperasi mulai merintis untuk memproduksi
sendiri barang yang akan dijual. Kegiatan ini menimbulkan kesempatan kerja bagi
anggota yang belum bekerja dan menambah pendapatan bagi mereka yang sudah
bekerja. Pada tahun 1851, koperasi tersebut akhirnya dapat mendirikan sebuah
pabrik dan mendirikan perumahan bagi anggota-anggotanya yang belum mempunyai
rumah.
Melihat perkembangan usaha koperasi baik di sektor produksi
maupun di sektor perdagangan, pimpinan CWS kemudian membuka
perwakilan-perwakilan di luar negeri seperti New York, Kepenhagen, Hamburg, dan
lain-lain. Pada tahun 1876, koperasi ini telah melakukan ekspansi usaha di
bidang transportasi, perbankan, dan asuransi. Pada tahun 1870, koperasi
tersebut juga membuka usaha di bidang penerbitan, berupa surat kabar yang
terbit dengan nama Cooperative News. The Women’s Coorporative Guild yang
dibentuk pada tahun 1883, besar pengaruhnya terhadap perkembangan gerakan
koperasi, disamping memperjuangkan hak-hak kaum wanita sebagai ibu rumah
tangga, warga negara, dan sebagai konsumen. Beberapa tahun kemudian, koperasi
memulai kegiatan di bidang pendidikan dengan menyediakan tempat membaca surat
kabar dan perpustakaan. Perpustakaan koperasi merupakan perpustakaan bebas
pertama di Inggris, sekaligus digunakan untuk tempat berbagai kursus dan
pemberantasan buta huruf. Kemudian Women Skill Guild Youth Organization
membentuk sebuah pusat yaitu Cooperative Union. Pada tahun 1919, didirikanlah
Cooperative Collage di Manchaster yang merupakan lembaga pendidikan tinggi
koperasi pertama. Dalam rangka lebih memperkuat gerakan Koperasi, pada tahun 1862.
Koperasi konsumsi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat Koperasi
Pembelian dengan nama The
Cooperative Whole-sale Society (C.W.S). CWS sangat berkembang, hingga
pada tahun 1945 telah memiliki 200 unit pabrik dengan 9000 pekerja. Perputaran
modal C.W.S saat itu telah mencapai 55 juta poundsterling. Tahun 1950
jumlah anggota koperasi ini mencakup 22 persen dari total penduduk Inggris yang
mencapai 50 juta jiwa.
2. Sejarah Koperasi di Perancis
Latar belakang berkembangnya koperasi di Perancis hampir
mirip dengan di Inggris. Kemelaratan dan ketimpangan bangsawan dan rakyat
jelata mendorong terciptanya ledakan Revolusi Perancis. Selain itu revolusi
industri yang terjadi di Inggris berdampak besar pada perekonomian Prancis.
Agar mampu menghadapi serangan industri Inggris, Prancis berusaha mengganti
mesin-mesin yang digunakan dengan mesin-mesin modern agar lebih efisien.
Efisiensi menyebabkan banyak tenaga kerja kehilangan pekerjaan, akibatnya
pengangguran meningkat secara dramatis. Kondisi inilah yang mendorong munculnya
pelopor-pelopor koperasi. Charles Forier, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle,
menyadari perlunya perbaikan nasib rakyat dan
pengusaha kecil di Perancis. Mereka pun
kemudian membangun koperasi-koperasi yang bergerak dibidang
produksi. Charles Fourier (1772-1837) menyusun suatu gagasan untuk memperbaiki
hidup masyarakat dengan fakanteres, suatu perkumpulan yang terdiri dari 300
sampai 400 keluarga yang bersifat komunal. Fakanteres dibangun di atas tanah
seluas lebih kurang 3 mil yang akan digunakan sebagai tempat tinggal bersama,
dan dikelilingi oleh tanah pertanian seluas lebih kurang 150 hektar. Di
dalamnya terdapat juga usaha-usaha kerajinan dan usaha lain untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Pengurus perkampungan ini dipilih dari para anggotanya.
Sayang, cita-cita Fourier tidak berhasil dilaksanakan karena pengaruh
liberalisme yang sangat besar pada waktu itu. Lois Blanc (1811-1880) menyusun
gagasan yang lebih konkrit dalam bukunya “Organization Labour”. Blanc
mengatakan bahwa persaingan merupakan sumber keburukan ekonomi, kemiskinan,
kemerosotan moral, kejahatan, krisis industri, dan pertentangan nasional. Untuk
mengatasinya, perlu didirikan social work-shop (etelier socialux). Dalam
perkumpulan ini, para produsen perorangan yang mempunyai usaha yang sama
disatukan. Blanc mendirikan koperasi yang mengutamakan kualitas barang. Dengan
demikian, bisa dikatakan perkumpulan ini adalah koperasi produsen. Pada tahun
1884, kaum buruh di Perancis menuntut pemerintah untuk melaksanakan gagasan
Lois Blanc untuk mendirikan koperasi, tetapi koperasi ini kemudian bangkrut.
Koperasi di Perancis kemudian berkembang dengan pesat.
Koperasi-koperasi tersebut kemudian bergabung membentuk Koperasi Konsumsi
Nasional perancis (Federation Nationale Dess Cooperative
de Consommation), dengan anggota
476 koperasi. Jumlah anggotanya saat
itu mencapai 3.460.000 orang, dengan 9.900
buah toko dan memiliki perputaran modal sebesar 3.600 milyar
franc per tahun.
3. Sejarah Koperasi di Jerman
Di Jerman, juga berdiri koperasi yang menggunakan
prinsip-prinsip yang sama dengan koperasi buatan Inggris. Koperasi Jerman
dipelopori oleh Herman Schultz-Delitsch (1808-1883), hakim dan anggota
parlemen pertama di Jerman yang berhasil mengembangkan konsep badi prakarsa dan
perkembangan bertahap dari koperasi-koperasi kredit perkotaan, koperasi
pengadaan sarana produksi bagi pengrajin, yang kemudian diterapkan oleh
pedagang kecil, dan kelompok lain-lain.
Pedoman kerja Koperasi simpan-pinjam
Schulze adalah :
1. Uang simpanan sebagai modal kerja Koperasi
dikumpulkan dari anggota
2. Wilayah kerjanya didaerah perkotaan.
3. Pengurus Koperasi dipilih dan diberi upah atas
pekerjaannya.
4. Pinjaman bersifat jangka pendek.
5. Keuntungan yang diperoleh dari bunga pinjaman
dibagikan kepada anggota.
Kelebihan koperasi Schultz-Delitsch adalah pada pengembangan
konsep badi prakarsa. Selain itu adalah perkembangan bertahap dari koperasi
kredit untuk koperasi pengadaan sarana produksi untuk pengrajin, yang kemudian
diterapkan juga untuk pedagang kecil dan lainnya. Pada perkembangan selanjutnya
dibentuk pula koperasi jenis lainnya seperti koperasi asuransi
dankoperasi produksi.
Ada pula seorang pelopor Jerman yang bernama Friedrich
Wilhelm Raiffeissen (1818-1888) kepala desa di Flemmerfeld, Weyerbush di
Jerman. Raiffeissen menganjurkan agar para petani menyatukan diri dalam
perkumpulan simpan-pinjam yang membentuk koperasi-koperasi kredit berdasarkan
solidaritas dan tanggungan tidak terbatas yang dipikul oleh para anggota
perkumpulan koperasi tersebut, dan dibimbing berdasarkan prinsip menolong diri
sendiri, mengelola diri sendiri, dan mengawasi diri sendiri.
4. Sejarah Koperasi di Denmark
Demikian pula di Denmark. Denmark menjadi Negara yang paling
berhasil di dunia dalam mengembangkan ekonominya melalui koperasi. Di Denmark
Pastor Christiansone mendirikan koperasi pertanian.
Tokoh Koperasi di Negara Lainnya
Luigi Luzatti 91841-1927) Italia
Sir Horace plunkett 91854-1932) tokoh koperasi di Irlandia
Koperasi di Mata Dunia
Dalam perjalanan sejarah, koperasi tumbuh dan berkembang ke
seluruh dunia di samping badan usaha lainnya. Setengah abad setelah pendirian
Koperasi Rochdale, seiring dengan berkembangnya koperasi di berbagai negara,
para pelopor koperasi sepakat untuk membentuk International Cooperative
Alliance (ICA-Persekutuan Koperasi Internasional) dalam Kongres Koperasi
Internasional yang pertama pada tahun 1896, di London. Dengan terbentuknya ICA,
maka koperasi telah menjadi suatu gerakan internasional.
Comments
Post a Comment